Senin, 27 Desember 2010

Produk PT. HLN .

Larutan Bioto 10  
LB10 adalah sebuah formula mikroorganisme yang berupa cairan yang diproduksi melewati proses fermentasi sempurna dengan teknologi mikrobakteri terkini yang terdiri dari ribuan jenis bakteri, baik bakteri positif maupun bakteri negatif yang dapat hidup berdampingan tanpa saling membunuh, sehingga mempunyai multi fungsi dan kegunaan di bidang kesehatan, pertanian, peternakan dan perikanan serta perbaikan lingkungan hidup.
APA KANDUNGAN YANG TERDAPAT DALAM LB10 ?
1. Terdiri atas 3211 jenis bakteri yang tergabung dalam 165 genus.
2. Perbandingan jumlah bakteri positif dan negatif yang sesuai sehingga mampu bekerja secara sinergis baik di tubuh manusia, tanah, perairan, maupun saluran pencernaan hewan ternak.
3. Berada dalam kondisi hidup tetapi tidak aktif (dormant) sehingga bisa bertahan dalam jangka waktu lama.
4. Mudah dalam aplikasi di lapangan karena untuk mengaktifkannya hanya perlu dicampur pada air atau media basah
5. Sisa metabolisme mikroorganisme dalam proses perkembangbiakannya menghasilkan nutrisi organic yang berguna bagi manusia, tanaman maupun hewan ternak.
 
a. KEGUNAAN UNTUK PERTANIAN :  
1. Memperbaiki kondisi biologi, fisik dan kimia tanah.
2. Menjaga keseimbangan dan kelangsungan siklus alami unsur hara di dalam tanah.
3. Mengurangi bahan organik sehingga tanah mampu berfungsi sebagai penyimpan hara yang belum dimanfaatkan tanaman dan berperan dalam perbaikan struktur tanah.
4. Meningkatkan kemampuan tanah menangkap dan melepaskan unsur hara.
5. Mengatur daur hara secara berkesinambungan.
6. Dengan aplikasi penyemprotan pada daun akan meningkatkan kemampuan daun menarik unsur hara dalam proses transportasi unsur hara dari akar.
7. Membantu penguraian pupuk di dalam tanah.
8. Meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk.
9. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit
10.Menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan di dalam tanah.
11.Memperbaiki tekstur buah.
12.Meningkatkan kandungan vitamin dan gizi pada buah.
 
b. KEGUNAAN UNTUK PETERNAKAN :
1. Memperbaiki dan melengkapi mikroorganisme menguntungkan dalam saluran pencernaan.
2. Memperbaiki sistem pencernaan ternak
3. Menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan yang terdapat dalam air minum dan saluran pencernaan ternak.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh ternak terhadap serangan penyakit sehingga tercapai angka daya hidup yang tinggi, terutama pada ternak usia muda / kecil.
5. Meningkatkan kualitas pakan ternak karena efisiensi menyerapan nutrisi sehingga menurunkan ratio konversi pakan
6. Mengurangi bau kotoran ternak.
7. Meningkatkan nafsu makan hewan ternak.
8. Meningkatkan kualitas daging ternak.
 
c. KEGUNAAN UNTUK PERIKANAN :  
1. Membantu kelangsungan dan kesinambungan siklus alami nutrisi di perairan.
2. Memperbaiki kualitas air dan kualitas dasar perairan.
3. Mengurangi sisa pakan dan kotoran ikan.
4. Meningkatkan jumlah plankton dan pakan alami dalam air.
5. Menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan di perikanan.
6. Meningkatkan daya tahan tubuh ikan terhadap serangan penyakit.
7. Mempercepat penggemukan ikan.
 
d. KEGUNAAN UNTUK MANUSIA :  
1. Membantu pembersihan fungsi saluran cerna.
2. Menetralisir racun tubuh.
3. Menurunkan kolesterol.
4. Mencegah sembelit dan diare.
5. Mencegah infeksi yang berasal dari bakteri.
6. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
7. Mendorong fungsi pencernaan gizi dan vitamin.
8. Memperbaiki metabolisme.
 
     
PETUNJUK PEMAKAIAN UNTUK PERTANIAN  
a. Tanaman Padi  
1. Sebelum tanah diolah sebarkan pupuk kompos yang telah dicampur dengan LB10 ke lahan dengan jumlah 2 ton / ha sebagai pupuk dasar.
2. Irigasi sawah ditutup dan air dibiarkan menggenang selama 7 hari
3. Sebelum disemai rendam benih selama satu malam dengan LB10 dengan dosis 1 tutup botol dicampur 10 liter air.
4. Selanjutnya siramkan sisa rendaman tadi pada bidang persemaian.
5. Proses tanam : Umur bibit 14 hari, 1 bibit 1 lubang. Genangan air diminimalisir, jarak tanam 20 x 20. tanam ikuti garis, tanam sedangkal mungkin.
6. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan dosis 1 tutup botol 1 tangki semprot (14 liter) setiap enam hari sekali. Penyemprotan dianjurkan sebelum pukul 09.00 atau setelah pukul 16.00 WIB.
7. Untuk hasil yang lebih baik dan mencegah datangnya hama penyakit semprotkan dengan urin sapi yang telah difermentasi LB10 dengan dosis 500 ml urin sapi campur dengan air 1 tangki. Tambahkan pula dengan 1 tutup botol LB10 ( penyemprotan dilakukan setelah padi usia 2 minggu ).
Pengaruh LB10 terhadap tanaman padi
1. Setelah 3 – 5 hari penyemprotan, daun padi tampak lemas seperti daun rumput.
2. Pada usia 40 -50 hari, jika tanaman dicabut maka tanah yang terikut pada akar akan lebih banyak dibandingkan dengan tanaman tanpa aplikasi LB10. itu berarti tanah lebih gembur sehingga perkaran tanaman lebih lebat dan subur.
3. Pada saat usia panen, daun bendera tampak masih hijau sehingga bulir pada pangkal batang bisa terisi sempurna.
4. Warna bulir padi lebih kuning bersih.
5. Bulir kosong lebih sedikit ditemukan.
6. Peningkatan hasil panen 15 – 20%
b. Tanaman Palawija (Jagung, Kedelai, Kacang Hijau, dll)  
1. Sebelum tanah diolah sebarkan pupuk kompos/ organic yang telah dicampur dengan LB10 ke lahan dengan jumlah 2 ton/hektar sebagai pupuk dasar.
2. Sebelum ditebar rendam benih/biji selama 3 jam dengan LB10 dengan dosis 1 tutup botol dicampur 10 liter air.
Selanjutnya siramkan sisa rendaman tadi pada benih yang telah disebar.
3. Proses tanam : buat lubang tanam, 1 benih satu lubang, tutup lubang tanam.
4. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan dosis 1 tutup botol 1 tangki semprot (14 liter) setiap enam hari sekali. Penyemprotan dianjurkan sebelum pukul 09.00 atau setelah pukul 16.00 WIB.
5. Untuk hasil yang lebih baik dan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit semprotkan juga dengan urin sapi yang telah difermentasi LB10 dengan dosis 500 ml urin sapi campur dengan air 1 tangki. tambahkan pula dengan 1 tutup botol LB10 ( penyemprotan dilakukan setelah tanaman usia 2 minggu).
     
Pengaruh LB10 terhadap tanaman palawija  
1. Setelah 3 – 5 hari penyemprotan, daun tampak lemas seperti daun rumput.
2. Batang tanaman lebih besar dan segar.
3. Pada saat usia panen, daun tampak masih lebih hijau sehingga biji bisa terisi sempurna.
4. Peningkatan hasil panen 15 – 20%
 
     
c. Tanaman Hortikultura Buah (Cabe, tomat, Melon, Terong, Kacang Panjang, dll)  
1. Sebelum tanah diolah sebarkan pupuk kompos/organic yang telah dicampur dengan formula super LB10 ke lahan dengan jumlah 2 ton/hektar sebagai pupuk dasar.
2. Sebelum ditebar rendam benih/biji selama 3 jam dengan LB10 dengan dosis 1 tutup botol dicampur 10 liter air.
3. Proses tanam : buat lubang tanam, 1 benih satu lubang, tutup lubang tanam
Selanjutnya siramkan sisa rendaman tadi pada benih yang telah disebar.
4. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan dosis 1 tutup botol 1 tangki semprot (14 liter) setiap enam hari sekali. Penyemprotan dianjurkan sebelum pukul 09.00 atau setelah pukul 16.00 WIB.
5. Pada tanaman yang mengalami serangan hama dan penyakit, disarankan untuk menambah dosis LB10 menjadi 3 – 4 tutup botol/tangki dan memperpendek interval penyemprotan menjadi 3 – 4 hari sekali.
 
Pengaruh LB10 terhadap tanaman hortikultura buah  
1. Setelah 3 – 5 hari penyemprotan, daun tampak lemas dan lebar.
2. Warna daun hijau normal (hijau daun).
3. Batang tanaman lebih besar dan segar.
4. Tanaman lebih aktif membuat percabangan.
5. Umur tanaman relatif lebih lama
6. Daun tahan segar lebih lama sehingga buah terisi sempurna.
7. Peningkatan hasil panen 15 – 20%
 
d. Tanaman Hortikultura Daun dan Sayuran (Tembakau, Seledri, Loncang, Sawi, dll)  
1. Sebelum tanah diolah sebarkan pupuk kompos yang telah dicampur dengan LB10 ke lahan sebanyak 2 ton/ha sebagai pupuk dasar.
2. Sebelum ditebar rendam benih/biji selama 3 jam dengan LB10 dengan dosis 1 tutup botol dicampur 10 liter air.
3. Proses tanam : buat lubang tanam, 1 benih satu lubang, tutup lubang tanam.
4. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan dosis 1 tutup botol 1 tangki setiap 6 hari sekali. Penyemprotan dianjurkan sebelum pkl 09.00 / setelah pkl 16.00 WIB.
5. Pada tanaman yang mengalami serangan hama dan penyakit, terutama pada daun, disarankan untuk menambah dosis LB10 menjadi 3 – 4 tutup botol/tangki dan memperpendek interval penyemprotan menjadi 3 – 4 hari sekali.
Pengaruh LB10 terhadap tanaman hortikultura daun dan sayuran  
1. Setelah 3 – 5 hari penyemprotan, daun tampak lemas dan lebar.
2. Warna daun hijau normal (hijau daun).
3. Mempercepat umur panen.
4. Hasil produksi tahan segar lebih lama
5. Peningkatan hasil panen 15 – 20%
e. Tanaman Tahunan ( pohon besar, mangga, rambutan, durian, dll )
1. Buat lubang tanam, beri pupuk kompos yang telah dicampur dengan LB10 sebanyak 20 Kg/Lubang sebagai pupuk dasar.
2. Proses tanam : 1 bibit satu lubang, tutup lubang tanam dengan tanah
3. Setelah ditanam siram bibit dengan LB10 dengan dosis 1 tutup btl dicampur 10 liter air.
4. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan dosis 1 tutup botol 1 tangki semprot (14 liter) setiap 6 hari sekali. Penyemprotan dianjurkan sebelum pukul 09.00 atau setelah pukul 16.00 WIB, sampai tanaman umur 1 bulan, setelah itu lakukan sebulan sekali atau berdasarkan kebutuhan tanaman.
5. Untuk hasil yang optimal gores/sayat kulit pohon sampai keluar getah pohon kemudian oleskan langsung LB10 dengan kuas (tanpa dicampur air dan diulang secara berkala minimal 2 minggu sekali)
6. Pada tanaman yang mengalami serangan hama dan penyakit, terutama pada daun, disarankan untuk menambah dosis LB10 menjadi 3 – 4 tutup botol/tangki dan memperpendek interval penyemprotan menjadi 3 – 4 hari sekali.
Pengaruh LB10 terhadap tanaman Tahunan
1. Setelah 3 – 5 hari penyemprotan, daun tampak lemas dan lebar.
2. Warna daun hijau normal (hijau daun).
3. Umur tanaman relatif lebih lama
4. Daun tahan segar lebih lama sehingga buah terisi sempurna.
5. Meningkatkan cita rasa buah.
6. Menaikan kandungan protein hingga 14 %.
7. Peningkatan hasil panen 15 %
     
PETUNJUK PEMAKAIAN UNTUK PETERNAKAN
a. Ayam    
1. Siapkan kandang yang baik untuk pertumbuhan ternak yaitu tempat bisa ditembus sinar mata hari temperatur disekitar kandang 25 – 45 C dengan kelembaban 75%.
2. Usahakan lantai kandang selalu bersih untuk mencegah kuman penyakit.
3. Dosis penggunaan adalah 1 tutup botol dicampurkan 1 liter air berikan pada minuman dan makanannya pada ayam usia 1 -20 hari, berikan setiap hari
4. Pada usia 21 hari dan seterusnya, gunakan dosis 2 tutup botol per liter air minum.
5. Kurangi penggunaan vitamin sampai 50%.
6. Pada ayam yang mengalami serangan penyakit, disarankan untuk menambah dosis LB10 menjadi 3 – 4 tutup botol / liter .
Pengaruh LB10 terhadap Peternakan Ayam
1. Setelah 1 hari pemberian bau kotoran berkurang
2. Setelah 2 – 4 hari pemberian, Nafsu makan bertambah.
3. Terjadi efisiensi penggunaan pakan,
4. Pertumbuhan ayam lebih cepat, terutama pada usia 1 – 4 bulan.
b. Sapi / Kambing    
1. Siapkan kandang yang baik untuk pertumbuhan ternak yaitu tempat bisa ditembus sinar mata hari temperatur disekitar kandang 25 – 45 C dengan kelembaban 75%.
2. Usahakan lantai kandang selalu bersih untuk mencegah kuman penyakit.
3. Dosis penggunaan adalah 1 tutup botol dicampurkan 10 liter air berikan pada minuman dan makanannya pada sapi/kambing muda/kecil, berikan setiap hari.
4. Pada kambing/sapi dewasa, gunakan dosis 1 tutup botol LB10 dicampur air 1 liter pada minum atau makanannya.
5. Untuk Sapi gunakan jerami sebagai pakan utama, semprotkan 1 tutup botol LB10 yang dicampur 1 tangki air (14 liter) sebelum diberikan
6. Pada sapi/kambing yang mengalami serangan penyakit, disarankan untuk menambah dosis LB10 menjadi 3 – 4 tutup botol/liter.
Pengaruh LB10 terhadap Peternakan Sapi / kambing
1. Setelah 1 hari pemberian bau kotoran berkurang.
2. Setelah 2 – 4 hari pemberian, Nafsu makan bertambah.
3. Terjadi efisiensi pakan.
4. Bulu sapi/kambing mengkilat
5. Pertumbuhan Sapi / kambing lebih cepat.
 
c. Perikanan kolam / tambak
Pendederan  
1. Kolam/Tambak dikuras & dikeringkan selama beberapa hari, taburkan pupuk organik/kompos dengan dosis 2 ton/hektar.
2. Airi Kolam/Tambak setinggi 5 – 10 cm, biarkan selama 7 hari
3. Pada hari ke-8 airi kolam hingga mencapai ketinggian 50 cm.
4. Hari ke-9, pada saat warna air kolam telah menguning kehijauan pertanda fitoplankton telah tumbuh dengan baik, sebarkan benih ikan/udang/bandeng.
5. Satu minggu setelah benih disebar, lakukan dengan memberikan nutrisi formula super LB10 dengan dosis 3 botol/hektar.
6. Maksimal 30 hari benih berada dalam kolam pendederan, pindahkan benih ikan/udang/bandeng ke dalam kolam utama (pembesaran)
Pembesaran    
1. Kolam/Tambak dikuras dan dikeringkan selama beberapa hari, taburkan pupuk organik/kompos dengan dosis 2 ton/hektar.
2. Airi Kolam/Tambak setinggi 5 – 10 cm, biarkan selama 7 hari
3. Pada hari ke-8 airi kolam hingga mencapai ketinggian 50 cm.
4. Hari ke-9, pada saat warna air kolam telah menguning kehijauan pertanda fitoplankton telah tumbuh dengan baik, sebarkan benih ikan / udang / bandeng dari pendederan.
5. lakukan dengan memberikan nutrisi formula super LB10 secara berkala setiap 10 hari sekali dengan dosis 10 tutup botol / hektar.
Pengaruh LB10 terhadap Perikanan  
1. Warna air kolam menguning kehijauan pertanda fitoplankton telah tumbuh dengan baik.
2. Terjadi efisiensi penggunaan pakan.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh ikan / udang / bandeng terhadap serangan penyakit.
4. Pertumbuhan ikan / udang / bandeng lebih cepat.
     
 
PETUNJUK PEMAKAIAN UNTUK MANUSIA
 
1. Untuk menjaga kesehatan, satu tutup botol LB10 campurkan kedalam satu gelas air / teh atau minuman lainnya ( jangan panas ) minum setiap pagi & sore.
2. Dianjurkan segera diminum setelah makan untuk membantu agar bakteri bisa bertahan terhadap kondisi asam lambung.
3. Bagi yang sakit, dosisnya di tambah 2 - 3 tutup botol LB10, minum setiap pagi & sore.
4. Simpan LB10 dalam lemari es dengan suhu yang dijaga 4-8°C agar minuman tetap segar.
     
Pengaruh LB10 terhadap Manusia
1. Membantu pembersihan fungsi saluran cerna.
Pertumbuhan bakteri positif dapat menghambat berkembangnya bakteri negatif (jahat) dalam usus. Juga berfungsi menjaga kebersihan dan membentuk keseimbangan bakteri dalam usus.
2. Meningkatkan fungsi hati dan mencegah penyakit hati.
Protein yang terkandung dalam makanan dapat diuraikan dan diserap oleh asam lambung. Sebagian protein diubah oleh bakteri jahat menjadi amino, fenol dan zat-zat beracun lain. Zat-zat beracun ini diserap oleh usus, dan hati melakukan fungsinya sebagai penawar racun, dan memperlambat proses penuaan.
3. Menurunkan kolesterol.
Bakteri positif dapat mengontrol peningkatan kadar kolesterol dan menyesuaikan kadar kolesterol.
4. Mencegah sembelit dan diare.
Asam asetat dan asam laktat serta asam organik lain yang menghasilkan bakteri positif dapat mencegah berkembangnya virus serta bakteri yang dapat menimbulkan diare serta memiliki fungsi mempercepat fungsi usus yang dapat membuat buang air besar lancar sehingga pada akhirnya dapat mencegah timbulnya diare dan sembelit.
5. Mencegah infeksi yang berasal dari bakteri.
Bakteri positif yang banyak dihasilkan dari asam laktat dan asam asetat dapat mempertahankan pH di dalam usus pada kisaran 4,5-5,5 sehingga dapat mencegah perkembangbiakan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit, serta dapat mencegah infeksi. Risiko timbulnya diare, radang usus, dan timbulnya kanker hati bisa dikurangi.
6. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Bakteri positif dapat mengaktifkan sel darah putih serta limpa yang bertanggung jawab terhadap sistem pertahanan tubuh. Dengan meningkatnya sistem pertahanan tubuh dapat mencegah timbulnya tumor.
7. Mendorong fungsi pencernaan gizi dan vitamin
Bakteri positif dapat mengurai laktosa dan protein, membuat senyawa vitamin B1, B2, B6, B12 dan K, serta mendorong penggunaan gizi di seluruh tubuh.
8. Memperbaiki metabolisme.
Orang yang ketika minum susu mengalami sakit perut itu karena tubuh mereka tidak bisa mengeluarkan laktosa yang mampu mengurai karbohidrat dari dalam susu. Bakteri probiotik dapat memproduksi banyak laktosa dan dapat memperbaiki metabolisme.
     
 
CARA KERJA BAKTERI POSITIF DALAM TUBUH MANUSIA
 
     
1. Dalam usus besar, bakteri positif mencerna serat makanan larut air melalui proses fermentasi menjadi asam lemak rantai pendek, seperti asam butirat, propionat, dan asetat.
2. Asam butirat ini merupakan "makanan" utama sel-sel normal usus halus dan menghambat pertumbuhan sel-sel abnormal, seperti sel kanker.
3. Asam butirat ini juga menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan cara menurunkan produksinya dan meredistribusikan kolesterol dari darah ke hati. 4. Selain itu, terjadi juga peningkatan dekonjugasi asam empedu dengan akibat penyerapan asam empedu terganggu, dan lebih banyak dibuang melalui feces, sehingga lebih banyak kolesterol yang dipakai untuk menghasilkan asam empedu.
5. Bakteri positif dapat mengaktifkan sel darah putih serta limpa yang bertanggung jawab terhadap sistem pertahanan tubuh. Dengan meningkatnya sistem pertahanan tubuh dapat mencegah timbulnya tumor
     
 
SEHAT DENGAN BAKTERI
 
Cara murah dan sederhana untuk membuat dapur tubuh sehat dan bersih adalah beternak bakteri sehat di dalam usus.
Mari kita menambah banyak penduduk usus dengan sahabat-sahabat yang baik dan tak diragukan loyalitas dan jasanya demi membangun mesin pencernaan yang lancar. Mereka yang tulus memberi kita kado hidup yang sehat dan bugar''.
untuk menjaga keseimbangan mikroflora usus perlu konsumsi makanan seimbang, menghindari obat antibiotika dan pencahar, serta mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik.
     
Tidak ada dosis harian yang direkomendasikan untuk pemberian Bakteri, namun penelitian menyarankan untuk mengonsumsi seporsi (secangkir) bakteri positif (probiotik) setiap hari.
 

Rabu, 22 Desember 2010

Menyiasati Emosi Marah Dalam Keluarga

KEHIDUPAN dalam keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak itu sangat berpeluang untuk memancing rasa marah. Penyebabnya, bisa macam-macam. Mulai dari yang sepele sampai yang serius. Sebenarnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak.
Menurut Heman Elia, seorang psikolog, menuntut agar anak tidak marah bukan saja tidak realistis, namun juga kurang sehat. Anak yang kurang mampu memperlihatkan rasa marah dapat menderita cacat cukup serius dalam hubungan sosialnya kelak. Ia mungkin akan tampak seolah tidak memiliki daya tahan atau kekuatan untuk membela diri dalam menghadapi tekanan sosial. Akibatnya, ia mudah terpengaruh dan mudah menjadi objek manipulasi orang lain.
Dengan demikian, kita harus bersikap bijaksana dalam menyikapi kemarahan seorang anak. Caranya yaitu dengan membantu anak untuk menyatakan kemarahan secara wajar dan proporsional. Heman Elia, menyarankan dalam mengajar anak mengungkapkan kemarahannya haruslah dimulai sedini mungkin. Terutama sejak anak mulai dapat berkata-kata. Kuncinya adalah agar anak menyatakan kemarahan dalam bentuk verbal.
Yang jelas, pada saat marah menguasai seseorang, maka akan terjadi ketidakseimbangan pikiran manusia berupa hilangnya kemampuan untuk berpikir sehat. Atas alasan inilah, barangkali kenapa Sayyid Mujtaba M.L. mengungkapkan kejahatan merupakan perwujudan dari kepribadian yang tidak seimbang. Ketika seorang individu kehilangan pengawasan atas akalnya, maka ia juga akan kehilangan kendali atas kehendak dan dirinya sendiri. Manusia tersebut tidak hanya lepas dari kendali akal, tetapi juga kehilangan perannya sebagai unsur yang produktif dalam kehidupan dan pada gilirannya berubah menjadi makhluk sosial yang berbahaya.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang dianggap penting untuk mengendalikan marah dalam kehidupan kesehariannya. Pertama, marah menyebabkan tercela. Timbulnya sikap marah, biasanya akan melahirkan suatu perasaan menyesal setelah marahnya berhenti. Dr. Mardin menguraikan, seseorang yang sedang marah, apa pun alasannya akan menyadari ketidakberartian hal itu segera setelah ia tenang, dan dalam kebanyakan kasus ia akan merasa harus meminta maaf kepada mereka yang telah ia hina. Untuk itu, tepatlah apa yang dikatakan Imam Ja'far Ash-Shadiq as, yaitu "Hindarilah amarah, karena hal itu akan menyebabkan kamu tercela."
Kedua, marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata, "Amarah membinasakan hati dan kebijaksanaan, barangsiapa yang tidak dapat menguasainya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya."
Ketiga, marah dapat mengubah fungsi organ tubuh. Berkait dengan ini, Dr. Mann menyebutkan berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Hormon adrenalin dan hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul.
Keempat, marah akan "mempercepat" kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang akan memengaruhi atas kualitas kesehatannya. Menurut para ahli kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika hal itu mencapai tingkat kehebatan tertentu. Imam Ali as pernah berkata, "Barangsiapa yang tidak dapat menahan amarahnya, maka akan mempercepat kematian." Berkait dengan pengendalian marah, secara umum seperti diungkap Drs. Karman ada empat kiatnya, yaitu: Pertama, bila Anda sedang marah maka hendaklah membaca "ta'awwudz" (memohon perlindungan) kepada Allah SWT, sebab pada hakikatnya perasaan marah yang tidak terkendali adalah dorongan setan. Nabi saw. bersabda, "Apabila salah seorang di antaramu marah maka katakanlah: 'Aku berlindung kepada Allah', maka marahnya akan menjadi reda". (HR Abi Dunya).
Kedua, bila Anda sedang marah maka berusahalah untuk diam atau tidak banyak bicara, sebagaimana sabda Nabi saw., "Apabila salah seorang di antara kamu marah maka diamlah." (HR Ahmad).
Ketiga, bila Anda sedang marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, bila duduk masih marah maka berbaringlah. Hal tersebut ditegaskan oleh Nabi saw., "Marah itu dari setan, maka apabila salah seorang di antaramu marah dalam keadaan berdiri duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk maka berbaringlah." (HR Asy-Syaikhany).
Keempat, bila upaya ta'awwudz, diam, duduk, dan berbaring tidak mampu mengendalikan amarah Anda, maka upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan cara berwudu atau mandi. Sebagaimana sabda Nabi saw., "Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antaramu marah maka berwudulah atau mandilah." (HR Ibnu Asakir, Mauquf).
Menyiasati marah
Manakala seorang anak kecil merasa kecewa tanpa Anda memarahinya dengan kasar, menurut Dr. Victor Pashi, Anda dapat menekan amarah tersebut dengan memandikannya menggunakan air dingin atau menyelimutinya dengan kain lembab atau basah.
Lebih dari itu, Jaudah Muhammad Awwad, dalam Mendidik Anak Secara Islam, mengungkapkan, pada anak, faktor pemicu kemarahan lebih berkisar pada pembatasan gerak, beban yang terlalu berat dan di luar kemampuan anak. Misalnya menjauhkan anak dari sesuatu yang disukainya, atau memaksa anak untuk mengikuti tradisi atau sistem yang ditetapkan.
Oleh sebab itu, Jaudah menyarankan beberapa hal yang patut diperhatikan dalam mengatasi kemarahan yang timbul pada anak-anak, di antaranya adalah:
  1. Tidak membebani anak dengan tugas yang melebihi kemampuannya. Kalaupun tugas itu banyak atau pekerjaan yang di luar kemampuannya itu harus diberikan, kita harus memberikannya secara bertahap dan berupaya agar anak menerimanya dengan senang.
  2. Ciptakan ketenangan anak karena emosi yang dipancarkan anggota keluarga, terutama ayah dan ibu, akan terpancar juga dalam jiwa anak-anak.
  3. Hindarkan kekerasan dan pukulan dalam mengatasi kemarahan anak karena itu akan membentuk anak menjadi keras dan cenderung bermusuhan.
  4. Gunakan cara-cara persuasif, lembut, kasih sayang, dan pemberian hadiah.
  5. Ketika anak kita dalam keadaan marah, bimbinglah tangannya menuju tempat wudu dan ajaklah dia berwudu atau mencuci mukanya. Jika dia marah sambil berdiri, bimbinglah agar dia mau duduk.
Sementara itu upaya pengendalian marah dalam hubungan suami-istri, sebenarnya lebih ditekankan pada bagaimana mengendalikan ego masing-masing. Kunci utamanya adalah berusaha dengan membangun iklim keterbukaan dan kasih sayang di antara keduanya. Begitu pula halnya dengan anggota keluarga lainnya, seperti dengan anak-anak.
Cara menyiasatinya, ketika salah satu pihak (terpaksa) marah, maka hendaknya pihak lainnya harus mampu untuk mengekang keinginan membalas kemarahannya. Sikap kita lebih baik diam. Karena diam ketika suasana marah merupakan upaya yang efektif dalam mengendalikan marah agar keburukannya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Akhirnya, ketika seseorang tidak dapat berpikir sehat akibat marah, maka sebaiknya orang tersebut tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan disesalinya kemudian. Sebagai alat untuk menekan marah dan menghindarkan akibat-akibatnya, Imam Ali as telah memerintahkan agar kia bersabar. Wallahu'alam.

Rabu, 15 Desember 2010

Herbisida Kontak dan Sistemik

BAB I
Pendahuluan
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian tumbuhan “asing” ini (lihat artikel tentang gulma).
Terdapat dua tipe herbisida menurut aplikasinya: herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) dan herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide). Yang pertama disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih ditebar). Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif, yang berarti membunuh semua tumbuhan yang ada. Yang kedua diberikan setelah benih memunculkan daun pertamanya. Herbisida jenis ini harus selektif, dalam arti tidak mengganggu tumbuhan pokoknya.
Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang “normal” dalam proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.
Contoh:
Sejumlah produsen herbisida mendanai pembuatan tanaman transgenik yang tahan terhadap herbisida. Dengan demikian penggunaan herbisida dapat diperluas pada tanaman produksi tersebut. Usaha ini dapat menekan biaya produksi dalam pertanian berskala besar dengan mekanisasi. Contoh tanaman tahan herbisida yang telah dikembangkan adalah raps (kanola), jagung, kapas, padi, kentang, kedelai, dan bit gula.
1.1 Tujuan
Tujuan: Membandingkan penyemprotan gulma di lapangan dengan menggunakan herbisida kontak dan sistemik
BAB II
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan:
Meteran
Ember
Rafia
Patok
Alat Semprot
Nozzle
Herbisida kontak
Herbisida sistemik
BAB III
Hasil dan Pembahasan
Lahan yang digunakan untuk aplikasi herbisida kontak dan sistemik adalah 2 x 10 m
Pengamatan dilakukan setelah penyemprotan 3 jam dengan menggunakan herbisida Gramoxone, sedangkan untuk aplikasi pestisida sistemik menggunakan herbisida Round up.
Pada lahan yang diberi herbisida Glomoxon, gulma yang dominan mati adalah gulma berdaun lebar dan teki, sedangkan pada lahan yang diberi herbisida Round up adalah gulma jenis rumput.
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil yang disebabkan oleh gulma.
Herbisida Kontak
Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida ini, terutama bagian gulma yang berwarna hijau. Herbisida jenis ini bereaksi sangat cepat dan efektif jika digunakan untuk memberantas gulma yang masih hijau, serta gulma yang masih memiliki sistem perakaran tidak meluas.
Di dalam jarinngan tumbuhan, bahan aktif herbisida kontak hampir tidak ada yang ditranslokasikan. Jika ada, bahan tersebut ditranslokasikan melalui phloem. Karena hanya mematikan bagian gulma yang terkena, pertumbuhan gulma dapat terjadi sangat cepat. Dengan demikian, rotasi pengendalian menjadi singkat. Herbisida kontak memerlukan dosis dan air pelarut yang lebih besar agar bahan aktifnya merata ke seluruh permukaan gulma dan diperoleh efek pengendalian aktifnya yang lebih baik.
Herbisida kontak juga yang bekerja dengan cara menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang memecahkan membran sel dan merusak seluruh konfigurasi sel. Herbisida kontak hanya mematikan bagian tanaman hidup yang terkena larutan, jadi bagian tanaman dibawah tanah seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi, dan bagian tanaman didapat kembali dan roses kerja pada herbisida ini pun sangat cepat.
Herbisida ini hanya mampu membasmi gulma yang terkena semprotan saja, terutama bagian yang berhijau daun dan aktif berfotosintesis. Keistimewaannya, dapat membasmi gulma secara cepat, 2-3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari kemudian mati. Sehingga bermanfaat jika waktu penanaman harus segera dilakukan. Kelemahannya, gulma akan tumbuh kembali secara cepat sekitar 2 minggu kemudian dan bila herbisida ini tidak menyentuh akar maka proses kerjanya tidak berpengaruh pada gulma. Contoh herbisida kontak adalah paraquat.
Ada jenis-jenis herbisida kontak berdasarkan bentuk, waktu penggunaan, dan jenis tanaman yang baik untuk dikendalikan gulmanya yaitu salah satunya adalah herbisida purna tumbuh yang bersifat kontak, berbentuk larutan dalam air berwarna hijau tua, untuk mengendalikan gulma pada pertanaman kelapa sawit (TM) dan jagung (TOT). Contoh-contoh herbisida kontak pada umumnya yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Gramoxone
- Herbatop
- Paracol
Herbisida Sistemik
Herbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya. Cara kerja herbisida ini membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya (gulma) karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya. Keistimewaannya, dapat mematikan tunas – tunas yang ada dalam tanah, sehingga menghambat pertumbuhan gulma tersebut. Efek terjadinya hampir sama merata ke seluruh bagian gulma, mulai dari bagian daun sampai perakaran. Dengan demikian, proses pertumbuhan kembali juga terjadi sangat lambat sehingga rotasi pengendalian dapat lebih lama (panjang). Penggunaan herbisida sistemik ini secara keseluruhan dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi. Herbisida sistemik dapat digunakan pada semua jenis alat semprot, termasuk sistem ULV (Micron Herbi), karena penyebaran bahan aktif ke seluruh gulma memrlukan sedikit pelarut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas herbisida sistemik, yaitu:
- Gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif
- Cuaca cerah waktu menyemprot.
- Tidak menyemprot menjelang hujan.
- Keringkan areal yang akan disemprot.
- Gunakan air bersih sebagai bahan pelarut.
- Boleh dicampur dengan herbisida 2,4D amina atau dengan herbisida Metsulfuron.
Pemakaian suatu jenis herbisida secara terus menerus akan membentuk gulma yang resisten sehingga akan sulit mengendali-kannya. Guna mengantisipasi kelemahan tersebut diatas adalah dengan mencampurkan dua herbisida (Akobundu, 1987). Pencampuran dua jenis herbisida telah dilakukan sejak lama dengan tujuan untuk memperluas spektrum pengendalian gulma, mengurangi resistensi gulma terhadap salah satu herbisida sehingga mencegah vegetasi gulma yang mengarah ke homogen.
Herbisida klomazon merupakan herbisida sistemik, diberikan pre emergence pada permukaan tanah. Herbisida ini akan diserap oleh akar tanaman dan ditranslokasikan ke atas dan tinggal di daun. Herbisida ini memberikan efek penghambat pembentukan karotenoid, sehingga menyebabkan pemutihan kloroplas. Herbisida klomazon dapat digunakan untuk mengendalikan gulma golongan teki dan gulma daun lebar, sedangkan metribuzin dapat digunakan untuk mengendalikan gulma golongan rumput dan daun lebar. Cara kerja herbisida mertibuzin adalah mengganggu aktivitas fotosintesis.
Pencampuran dua jenis herbisida mem-buat makin bertambahnya efektifitas dan ekonomis dalam metode pengendalian gulma. Pencampuran kedua jenis herbisida ini akan memperlihatkan hubungan satu bahan dengan bahan yang lain yang dinamakan dengan in-teraksi . Ketika dua atau lebih bahan kimia terakumulasi di dalam tanaman, mereka mela-kukan interaksi dan respon ditunjukkan keluar menghasilkan reaksi yang berbeda ketika bahan kimia tersebut diberikan sendiri-sendiri. Interaksi ini bisa bersifat sinergi, adidtiv atau antagonis.
Contoh herbisida sistemik adalah Glifosat, Sulfosat, Polaris, Round up, Touch Down, dll.
Selektivitas Herbisida: Herbisida ada yang selektif dan tidak selektif.
1. Herbisida selektif hanya membasmi gulma dan tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Contoh :
- Herbisida propanil, membasmi gulma golongan berdaun pita.
- Herbisida 2,41D amina membasmi gulma berdaun lebar dan teki.
2. Herbisida Tidak Selektif, herbisida ini dapat membasmi gulma sekaligus tanamannya.
Contoh : – Herbisida glifosat, membasmi semua gulma dan tanaman yang mengandung butir hijau daun. Selektif tidaknya suatu herbisida tergantung juga takaran yang digunakan. Semakin tinggi takaran yang digunakan, akan semakin berkurang selektivitasnya.
Contoh Herbisida antara lain :
1. Glufosinate-ammonium
Cara Kerja :
• Kerja herbisida glufosinate-ammonium sebenarnya berdasar pada penonaktifan dari sintesa enzim glutamine.
• Sintesa Glutamine menyebabkan reaksi dari ammonia dan glutamic acid untuk membentuk glutamine. Ammonia, sebuah zat yang sangat phytotoxic untuk sel tanaman terbentuk pada waktu proses biokimia tanaman, tepatnya pada saat pengurangan nitrate, metabolisme amino acid dan photo-respiration.
• Adanya fakta bahwa enzim id dinonaktifkan oleh glufosinate, ammonia dapat terkumpul dalam sel tanaman dan menyebabkan necrosis pada lapisan tanaman yang akhirnya menyebabkan kematian tanaman.
• Kecepatan aksi tergantung pada kondisi eksternal; seperti kelembapan udara, suhu dan kadar air dalam tanah.
• Pengambilan glufosinate-ammonium oleh tanaman biasanya dilakukan melalui hijau daun dan tumbuhan yang tumbuh dengan aktif.
2. Glifosat
Herbisida bahan aktif Glifosat merupakan herbisida yang bersifat sistemik bagi gulma sasaran. Diantara keempat jenis bahan aktif tersebut, glifosat merupakan herbisida bahan aktif yang paling banyak dipakai diseluruh dunia. Selain sifatnya sistemik yang membunuh tanaman hingga mati sampai ke akar-akarnya, juga mampu mengendalikan banyak jenis gulma seperti Imperata cylindrica, Eulisine indinca, Axomophus comprsseus (pahitan) , Mimosa invisa (putri malu), Cyperus iria (teki), Echinocloa crussgali (jajagoan) dan lain-lain. Contoh herbisida glifosat yang beredar di pasaran seperti Rambo 480AS, Ranger 240 AS, dan lain-lain. Adapun aplikasi herbisida glifosat yang dianjurkan adalah 100 ml/ 14 Liter air untuk Rambo 480AS, dan 150 ml ml/14 liter. glifosat, herbisida terpenting di dunia saat ini, adalah herbisida translokasi, menghambat kerja enzim 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synthase (EPSPS), enzim yang terlibat dalam sintesa tiga asam amino. Lim et al. (1999) melaporkan bahwa penggunaan glifosat menyebabkan terjadinya suksesi gulma ke dominansi gulma berdaun lebar. Faiz (1989) melaporkan bahwa penyemprotan campuran glifosat secara berturut pada karet dewasa (TM) untuk general weed control menyebabkan dominansi Borreria alata, senduduk (Melastoma malabathricum), dan alang-alang (Imperata cylindrical). Suksesi gulma terkait-erat dengan bagaimana herbisida tersebut bekerja (mode of action). glifosat ditranslokasi dari bagian dedaunan sampai ke bagian akar dan bagian lainnya merusak sistem keseluruhan di dalam tubuh gulma. Glifosat memiliki daya bunuh yang tinggi terhadap rerumputan dan sering mengeradikasi gulma rerumputan lunak seperti Paspalum conjugatum dan Ottochloa nodosa sehingga akhirnya tanah menjadi terbuka. Kesempatan seperti ini memberi kesempatan bagi banyak biji-biji gulma berdaun lebar untuk berkecambah dan akhirnya menjadi dominan (Tjitrosoedirjo dan Purba, 2006). Dominansi gulma berdaun lebar sering cenderung lebih merugikan karena lebih sulit dikendalikan. Gulma lunak seperti O. nodosa, P. conjugatum dan A. compressus perlu dipertahankan pada pertanaman kelapa sawit (Teoh, 1984). Gulma rerumputan seperti ini dikategorikan sebagai kelas B yang bermanfaat dan memerlukan kurang pengendalian B (Anon, 1972). Pemakaian glifosat secara terus-menerus sering menyebabkan terjadinya eradikasi gulma
lunak sedangkan dengan parakuat campuran memperlihatkan kebalikannya (Khairudin & Teoh, 1992).
3. Parakuat
Herbisida ini merupakan herbisida kontak yang umum digunakan untuk purna tumbuh. Herbisida yang berbahan aktif Parakuat ini sangat cocok digunakan oleh mereka untuk yang ingin mengolah lahan secara cepat dan segera. Hal ini karena daya kerja parakuat begitu cepat dimana setelah aplikasi , hasilnya dapat terlihat 1 jam kemudian, sehingga dalam waktu 3 – 4 hari berikutnya lahan bisa ditanami. Adapun contoh herbisida yang berbahan aktif parakuat di Indonesia baru ada dua yaitu Noxone 276AS dan Gramoxone. Parakuat merupakan herbisida kontak yang mematikan tumbuhan dengan cara merusak membran sel. Menurut Chung (1995) pemakaian paraquat memiliki keunggulan dalam hal suksesi gulma, fitotoksisitas, dan rainfastness. Parakuat, herbisida kontak, menyebabkan kematian pada bagian atas gulma dengan cepat tanpa merusak bagian sistem perakaran, stolon, atau batang dalam tanah, sehingga dalam beberapa minggu setelah aplikasi gulma tumbuh kembali.
4. Metil Metsulfuron
Herbisida yang berbahan aktif metil metsulfuron ini merupakan herbisida sistemik dan bersifat selektif untuk tanaman padi. Herbisida ini dapat digunakan untuk mengendalikan gulma pra tumbuh dan awal purna tumbuh. Beberapa gulma yang mapu dikendalikan oleh herbisida ini antara lain: Monocholria vaginalis (eceng gondok), Cyperus diformis (teki), Echinocloa crusgalli (jajagoan), semanggi serta gulma lain yang tergolong pakis-pakisan. Billy 20WP merupakan salah satu contohnya. Aplikasi anjuran yang disarankan untuk penggunaan herbisida ini adalah 2.5 gram untuk setiap tangki 14 liter.
5. 2,4 – D
2,4 – D termasuk salah satu bahan aktif herbisida yang paling dikenal. Sifat herbisida ini kurang lebih hampir sama dengan metil metsulfuron yaitu sistemik dan selektif. Herbisida ini dapat digunakan untuk mengendalikan gulma purna tumbuh baik yang berdaun lebar maupun teki pada padi sawah. Adapun beberapa jenis gulma yang dapat dikendalikan dengan herbisida 2,4-D ini antara : Monochoria vaginalis (eceng), Spenochlea zeylanica, Cyperus iria (teki), Limnocharis flava (genjer), kankung, keladi dan lain-lain. Contoh herbisida 2,4-D adalah Amandy 865AS.
BAB IV
Kesimpulan
Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida ini, terutama bagian gulma yang berwarna hijau. Herbisida jenis ini bereaksi sangat cepat dan efektif jika digunakan untuk memberantas gulma yang masih hijau, serta gulma yang masih memiliki sistem perakaran tidak meluas.
Herbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya. Cara kerja herbisida ini membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya (gulma) karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya.
Daftar Pustaka

Sabtu, 11 Desember 2010

Membuat Pestisida Sendiri Untuk Pertanian Organik

Pertanian organik yang semakin menjadi trend dalam kehidupan masyarakat hal ini merupakan peluang usaha yang perlu ditangkap oleh pelaku bisnis usaha kecil. Dunia pertanian yang didominasi oleh usaha kecil dan menengah perlu melakukan inovasi dalam pengembangan dunia pertanian dan bisnis pertanian. Saat ini konsumsi hasil pertanian organik baru dikonsumsi oleh kelompok terbatas dengan harga yang relatif lebih tinggi. Pasar hasil pertanian organik sementara ini masih berada di supermarket dan tempat tertentu. Ini yang menjadi tantangan usaha kecil untuk menembus pasar modern dengan pertanian organik unggul. Keuntungan bisnis ini cukup besar jika mau ditekuni.

Pestisida Dengan Daun Pepaya
Dengan modal usaha yang kecil petani dan kelompok usaha kecil bisa memanfaatkan bahan alam sebagai bahan pestisida dan obat-obatan tanaman. Pengolahan bahan alami untuk obat-obatan pertanian cukup mudah hanya memerlukan ketelatenan, selain itu biayanyapun sangat murah.
Salah satu bahan alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami adalah Daun pepaya yang banyak ditemukan di sekitar kita. Daun pepaya memiliki kandungan bahan aktif Papain yang cukup efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap tanaman. Untuk memanfaatkan daun pepaya menjadi pestisida alami, daun pepaya dibuat ekstrak yang dicampurkan dengan minyak tanah dan detergen.
Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga.
Langkah dan Cara Pembuatan Pestisida Alami dari Daun Pepaya (Carica papaya) adalaha sebagai berikut:
1. Kumpulkan  kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar/ 1 ember besar).
2. Menumbuk daun pepaya hingga halus.
3. Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam.
4. Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus. Dan menyemprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.
Mudah dan sederhana cara membuat pestisida alami dari ekstrak dau pepaya, selain itu biayanya murah sehingga akan menekan biaya obat-obatan untuk tanaman pertanian. Selain itu yang pasti bebas dari residu bahan kimia. Selamat Mencoba.(Galeriukm).

 
Powered by Blogger